Saturday, May 31, 2014

Sensor PIR , Passive Infra Red

Sensor PIR dalam System BURGLAR ALARM.

Setiap Paket dalam Burglar Alarm System umumnya memiliki:
1. Main Control Unit
2. Siren/ Untuk mengeluarkan Suara Alarm
3. PIR, Passive Infra Red/ Sensor gerak
4. Magnetic Contactor Sensor
5. Remote Main control (arm, Disarm, Stay, panic buttor)

Sekarang kita akan membahas PIR atau Passive Infra Red

Diagram sensor PIR

Diagram sensor PIR 


PIR (Passive Infrared Receiver) merupakan sebuah sensor berbasiskan infrared.
Akan tetapi, tidak seperti sensor infrared kebanyakan yang terdiri dari IR LED dan fototransistor.
PIR tidak memancarkan apapun seperti IR LED.

Sesuai dengan namanya ‘Passive’, sensor ini hanya merespon energi dari pancaran sinar inframerah pasif yang dimiliki oleh setiap benda yang terdeteksi olehnya. Benda yang bisa dideteksi oleh sensor ini biasanya adalah tubuh manusia.

Di dalam sensor PIR ini terdapat bagian-bagian yang mempunyai perannya masing-masing, yaitu Fresnel Lens, IR Filter, Pyroelectric sensor, amplifier, dan comparator.
Sensor PIR ini bekerja dengan menangkap energi panas yang dihasilkan dari pancaran sinar inframerah pasif yang dimiliki setiap benda dengan suhu benda diatas nol mutlak. Seperti tubuh manusia yang memiliki suhu tubuh kira-kira 32 derajat celcius, yang merupakan suhu panas yang khas yang terdapat pada lingkungan.

Pancaran sinar inframerah inilah yang kemudian ditangkap oleh Pyroelectric sensor yang merupakan inti dari sensor PIR ini sehingga menyebabkan Pyroelectic sensor yang terdiri dari galium nitrida, caesium nitrat dan litium tantalate menghasilkan arus listrik. Mengapa bisa menghasilkan arus listrik? Karena pancaran sinar inframerah pasif ini membawa energi panas. Prosesnya hampir sama seperti arus listrik yangterbentuk ketika sinar matahari mengenai solar cell.

Mengapa sensor PIR hanya bereaksi pada tubuh manusia saja? 

Hal ini disebabkan karena adanya IR Filter yang menyaring panjang gelombang sinar inframerah pasif. IR Filter dimodul sensor PIR ini mampu menyaring panjang gelombang sinar inframerah pasif antara 8 sampai 14 mikrometer, sehingga panjang gelombang yang dihasilkan dari tubuh manusia yang berkisar antara 9 sampai 10 mikrometer ini saja yang dapat dideteksi oleh sensor.

Jadi, ketika seseorang berjalan melewati sensor, sensor akan menangkap pancaran sinar inframerah pasif yang dipancarkan oleh tubuh manusia yang memiliki suhu yang berbeda dari lingkungan sehingga menyebabkan material pyroelectric bereaksi menghasilkan arus listrik karena adanya energi panas yang dibawa oleh sinar inframerah pasif tersebut. Kemudian sebuah sirkuit amplifier yang ada menguatkan arus tersebut yang kemudian dibandingkan oleh comparator sehingga menghasilkan output.

Ketika manusia berada di depan sensor PIR dengan kondisi diam, maka sensor PIR akan menghitung panjang gelombang yang dihasilkan oleh tubuh manusia tersebut. Panjang gelombang yang konstan ini menyebabkan energi panas yang dihasilkan dapat digambarkan hampir sama pada kondisi lingkungan disekitarnya. Ketika manusia itu melakukan gerakan, maka tubuh manusia itu akan menghasilkam pancaran sinar inframerah pasif dengan panjang gelombang yang bervariasi sehingga menghasilkan panas berbeda yang menyebabkan sensor merespon dengan cara menghasilkan arus pada material Pyroelectricnya dengan besaran yang berbeda beda. Karena besaran yang berbeda inilah comparator menghasilkan output.

Jadi sensor PIR tidak akan menghasilkan output apabila sensor ini dihadapkan dengan benda panas yang tidak memiliki panjang gelombang inframerah antar 8 sampai 14 mikrometer dan benda yang diam seperti sinar lampu yang sangat terang yang mampu menghasilkan panas, pantulan objek benda dari cermin dan suhu panas ketika musim panas.

Untuk jarak jangkau dari sensor PIR sendiri bisa disetting sesuai kebutuhan, akan tetapi jarak maksimalnya hanya +/- 10 meter dan minimal +/- 30 cm.





setting posisi PIR dan jarak jangkaunnya

Sumber: http://bagusrifqyalistia.wordpress.com/2008/12/12/cara-kerja-sensor-pir/



Contoh Spesifikasi sebuah PIR (contoh http://www.optex.co.jp/e/sec/indoor/pir/rx40qz/index.html)

COVERANGES
ranges_image
ranges_image


DIMENSION
dimension_image
(mm)

SPECIFICATIONS
Model RX-40QZ
Coverage 12m x 12m 85° wide
Detection zones 78 zones
Sensitivity 2°C at 0.6m/sec.
Detectable speed 0.3m - 1.5m/sec.
Power supply 9.5 - 16V DC
Current consumption 11mA (max.) at 12V DC
Alarm period Approx. 2.5 sec.
Alarm output N.C. 28V DC 0.2A max.
Tamper switch N.C. Opens when cover is removed
Pulse count Approx. 20 sec. 2 or 4
Warm-up period Approx. 30 sec.
LED indicator Alarm condition
Operating temperature -20°C to +50°C
Environmental humidity 95% max.
RF interference No Alarm 20V/m
Mounting height 1.5m - 2.4m
Weight 70g
Dimensions (H x W x D) 97mm x 62mm x 44mm
FL-60N (Optional lens for long range curtain pattern)
Coverage 18m x 1.8m long range
Detection zones 20 zones
















Tuesday, May 27, 2014

Apa yang harus diperhatikan saat membeli ALARM RUMAH


Seiring dengan banyaknya berita adanya pembobolan, pencuri toko/ rumah, maka banyak juga orang mulai melirik ALARM SYSTEM (untuk rumah maupun tempat usaha).

Alarm system seperti security, SISKAMMAN : Sistem Kemanan Mandiri ( Maksain dikit ah..), dimana system keamanan yang berdiri sendiri secara electronic. Dimana alat ALARM system tersebut akan memantau/ Menjaga Rumah dan Toko kita 24 Jam tanpa henti dan tanpa ketiduran.

Apa yang dilakukan ALARM system tersebut bila mengetahui ada penyusup:
      1.  ALARM atau SIRINE akan berbunyi, minimal jarak 50Meter kedengaran (tergantung jenis Sirinenya), memberitahu secara AUDIO ke sekitarnya
      2.  Lampu Alarm juga menyala, untuk memberitahu secara visual ke sekitarnya
      3.   Menelpon si Pemilik Alarm ataupun Security Team
      4.    Mengirim SMS ke Pemilik Alarm ataupun Security Team

Maka dari itu, kita akan sama sama belajar bagaimana memilih dan membeli ALARM System yang pas dan tidak mubajir. Tapi TEPAT GUNA…


Kita akan mulai step by step, dan yang kami sarankan disini adalah Prosedure standar yang kami pelajari, dan biasanya user akan menyesuaikan dengan DANA serta KEPERLUAN mereka.

Step No.1: Perhatikan Rumah/ Toko anda, pintu dan jendelnya, ada berapa posisi yang memungkinkan seseorang masuk ke dalam rumah. Contoh:  
·         Pintu depan 1 pcs (Pintu kamar… bisa perlu/ bisa tidak, tergantung situasi)
·         Pintu Belakang 1 pcs
·         Jendela  2 pcs (Jendela yg tidak bisa dimasuki orang tidak usah, jendela kaca yg berteralis)
·         Area / Ruangan Yang perlu kita Pasangkan Sensor Alarm (PIR) 


Step No.2: Pemilihan Dialer/ Message Alert untuk Alarm System, PSTN/ Telpon Kabel atau yang biasa kita sebut TELKOM, atau menggunkan GSM Card. Jadi disini kita akan memilih type Alarm Rumah kita. Umumnya kami temui ada 3 type: 
1.      PSTN Alarm System 
      2.      GSM Alarm System
      3.      Hybrid Alarm System (Bisa PSTN dan GSM dalam satu Unit)

Main Control Unit dari Alarm system akan menelpon dan mengirim SMS ke Handphone yang sudah kita setting sebelumnya ke alat tersebut.


Step No.3: Penempatan Main Control Unit, karena dari sinilah kita akan menentukan jauh dekatnya ke Sensor Alarm (yang menggunakan Kabel maupun yang Wireless). Kemudahan dijangkau ataupun keamanan juga perlu si ALAT CONTROL UTAMA diperhatikan. Sehingga tidak mudah dimatikan. Perlu tidaknya BOX safety khusus, serta penempatan UPS untuk tambahan daya battery Alarm.



Step No. 3: Perlu diperhatikan pembagian Zone dalam penempatan Sensor. Jumlah sensor dan jumlah Zone adalah 2 hal yang berbeda, sering orang salah mengerti. Contoh: Anda membeli Alarm system dengan Maksimum 3 Zone dan maksimum bisa 10 devices per Zone. Berarti anda bisa menempatkan 30 Sensor ALARM maksimumnya.

Hal lainnya yang perlu anda mengerti adalah, pembagian Zona juga bisa membuat anda tahu bahwa si penyusup sudah memasuki wilayah mana, karena sensor dibagi/ ditempatkan berdasarkan zona.

Contoh: Apabila alarm berbunyi dan menyebutkan zona berapa, maka anda akan mengerti bahwa si penyusup sudah berada di mana (tentunya selama masih dalam jangkauan sensor)

Zona 1 : Area pekarangan, dalam pagar tapi masih diluar rumah/ bangunan
Zona 2 : Sudah membuka Pintu/ Jendela
Zona 3 : Sudah memasuki ruang Tamu
Zona 4 : Kamar tidur, Ruang Kerja/ Brankas





Step No. 4: Instalasi sendiri atau dikerjakan oleh ahlinya, karena akan ada biaya tambahan tentunya kalau di pasang dan install oleh tehnisi khusus. Tapi semuanya tentunya perlu dipertimbangkan dari segi INSTALASI EFEKTIF dan GARANSI CONTROL.


Step No. 5: Pastikan kembali soal garansi Product, pelayanan Penjual dan Tehnisinya, serta Purna Jual yang baik, yang mau menerima dan membantu keluhan dan kesulitan anda. Bisa saja kita membeli dengan Murah tapi begitu ada kesulitan, cara yg terbaik kita ambil ternyata MEMATIKAN SYSTEM.

Kami pernah memasang CCTV di User kami, dan kami menemukan ada ALARM SYSTEM yang mereka pakai, tapi kami perhatikan kabel yang ke Main Controlnya sudah tidak disambungkan lagi. Pas kami Tanya kata mereka, ALARM nya sudah dimatikan, soalnya kalau malam sering BERBUNYI dan menggannggu tetangga. Sedangkan si PEMILIK rumahnya jauh dari MINIMARET tersebut, jadi dari pada mengganngu tetangga, lebih baik dimatikan saja.

PERCUMA DONG BELI ALARMNYA…$##%&^!@!#@$
Ini sih cara cepat doang tapi malah merusak system.

Memang ada beberapa kendala yang bisa menyebabkan ALARM BERBUNYI padahal tidak seharusnya berbunyi, biasanya disebut FALSE ALARAM atau Alarm yg SALAH DETEKSI.


Next Post akan kita bahas mengenai FALSE ALARM..

www.desirecctv.com
Desire Computer & CCTV 
Perum Cikarang Baru
Jl. Antilop 5 Blok E2 No.65
021 328 999 71, 021 333 50 458   
marketing@desirecctv.com